Selamat Datang Di Anak Jadul Ingin Pintar (AJIP)

PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK

Selasa, 16 Oktober 20120 komentar

Perencanaan Proyek (Project Planning) merupakan awal dari serangkaian aktivitas secara kolektif dari sebuah proses Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses manajemen proyek perangkat lunak dimulai dengan kegiatan project planning (perencanaan proyek). Yang pertama dari aktifitas ini adalah estimation (perkiraan). Estimasi menjadi dasar bagi semua aktivitas perencanaan proyek yang lain dan perencanaan proyek memberikan sebuah peta jalan bagi suksesnya rekayasa perangkat lunak, maka tanpa estimasi kita tidak dapat berjalan dengan baik.

1.Observasi pada Estimasi
Estimasi sumber daya, biaya dan jadwal untuk usaha pengembangan perangkat lunak membutuhkan pengalaman, mengakses informasi histories yang baik, dan keberanian untuk melakukan pengukuran kuantitatif bila hanya data kualitatif saja yang ada. Estimasi membawa resiko yang inheren dan resiko inilah yang membawa kepada ketidakpastian. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi.

-Project Complexity (Kompleksitas Proyek)
Kompleksitas Proyek berpengaruh kuat terhadap ketidapastian yang inheren dalam perencanaan. Tetapi kompleksitas merupakan pengukuran relatif yang dipengaruhi oleh kebiasaan dengan usaha yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya.

-Project Size (Ukuran Proyek)
Bila ukuran bertmbah maka ketergantungan diantara berbagai elemen perangkat lunak akan meningkat dengan cepat. Dekomposisi masalah sebagai suatu pendekatan yang sangat penting dalam proses estimasi menjadi lebih sulit karena lagi karena elemen-elemen yang akan didekomposisimasih sangat berat.

-Structural Uncertainty (Ketidakpastian Struktural)
Bila metrik perangkat lunak yang komprehensif dapat diperoleh pada proyek yang telah lalu, maka estimasi dapat dilakukan dengan kepastian yang lebih tinggi.jadwal dapat dibuat untuk menhindari kesulitan-kesuliatan yang terjadi di masa lalu, dan resiko keseluruhan dapat dikurangi.

2. Tujuan Perencanaan Proyek Perangkat Lunak
Tujuan umum dari perencanaan proyek perangkat lunak adalah:

-Menyediakan sebuah kerangka kerja yang memungkinkan manajer membuat estimasi yang dapat dipertanggung-jawabkan mengenai sumber daya, biaya dan jadwal. Estimasi dibuat dengan sebuah kerangka waktu yang terbatas pada awal sebuah proyek perangkat lunak dan seharusnya diperbaharui secara teratur selagi proyek sedang berjalan.

-Untuk pengawasan, penelusuran, dan pemantauan sebuah proyek teknik yang kompleks.

3. Ruang Lingkup Perangkat Lunak
Aktivitas pertama dalam perencanaan perangkat lunak adalah penentuan ruang lingkup perangkat lunak yang terdiri dari

-Fungsi
Untuk memberikan awalan yang lebih detail pada saat dimulai estimasi.

-Kinerja
Melingkupi pemrosesan dan kebutuhan waktu respon.

-Batasan
Mengidentifikasi batas yang ditempatkan pada perangkat lunak oleh hardware eksternal, memori dan system lain.

-Interface
Konsep sebuah Interface diinterpretasikan untuk menentukan:

-Hardware yang mengeksekusi perangkat lunak dan device yang dikontrol secara langsung oleh perangkat lunak.

-Software yang sudah ada dan harus dihubungkan dengan perangkat lunak baru.

-Manusia yang menggunakan perangkat lunak melalui perangkat I/O

-Prosedur

-Realibilitas (Keandalan)

Untuk mengerti Ruang Lingkup tersebut, maka perekayasa perangkat lunak harus:
-Mengerti kebutuhan pelanggan
-Mengerti konteks bisnis
-Mengerti batasan-batasan proyek
-Mengerti motivasi pelanggan
-Mengerti alur kearah perubahan

Teknik yang banyak dipakai secara umum untuk menjembatani jurang komunikasi antara pelanggan dan pengembang serta untuk memulai proses komunikasi adalah dengan melakukan pertemuan atau wawancara pendahuluan.

Gause & Weinberg mengusulkan bahwa analisis harus memulainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bebas konteks, yaitu serangkaian pertanyaan yang akan membawa kepada pemahaman yang mendasar terhadap masalah, orang yang menginginkan suatu solusi, sifat solusi yang diharapkan, dan efektivitas pertemuan itu sendiri.

4. Sumber Daya
Tugas kedua perencanaan perangkat lunak adalah mengestimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan usaha pengembangan perangkat lunak tersebut. Gambar berikut memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramid.

Piramida diatas memperlihatkan sumber daya pengembangan sebagai sebuah piramis. Piranti perangkat keras dan perangkat lunak berada pada fondasi dan menyediakan infrastruktur untuk mendukung usaha pengembangan (lingkungan pengembang). Dalam tingkat yang lebih tinggi terdapat komponen perangkat lunak reusable, blok bangunan perangkat lunak yang dapat mengurangi biaya pengembangan secara dramatis dan mempercepat pencapaian. Pada puncak piramida terdapat sumber daya utama yaitu manusia.


Dibawah ini merupakan penjelasan lebih spesifik mengenai sumber daya.

Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia memulai dengan mengevaluasi ruang lingkup serta memilih kecakapan yang dibutuhkan untuk mnyelesaikan pengembangan. Baik posisi organisasi maupun specialty. Jumlah orang yang diperlukan untuk sebuah proyek perangkat lunak dapat ditentukan setelah estimasi usaha pengembangan dibuat.

Komponen Perangkat lunak (reusable)
Kreasi dan penggunaan kembali blok bangunan perangkat lunak yang seharusnya dikatalog menjadi referensi yang mudah, distandarisasi untuk aplikasi yang mudah, dan divalidasi untuk integrasi yang mudah. Ada empat kategori sumber daya perangkat lunak yang harus dipertimbngkan pada saat perencanaan berlangsung, yaitu :

Komponen Off-the self
Perangkat lunak yang ada dapat diperoleh dari bagian ketiga atau telah dikembangkan secara internal untuk proyek sebelumnya.

Komponen Full-Experience
Spesifikasi, kode, desain atau pengujian data yang sudah ada yang dikembangkan pada proyek yang lalu yang serupa dengan perangkat lunak yang akan dibangun pada proyek saat ini.

Komponen Partial-Experience
Aplikasi, kode, desain, atau data pengujiaan yang ada pada proyek yang lalu yang dihubungkan dengan perangkat lunak yang dibangun untuk proyek saat ini, tetapi akan membutuhkan modifikasi substansial.

Komponen Baru
Komponen perangkat lunak yang harus dibangun oleh tim perangkat lunak khususnya adalah untuk kebutuhan proyek sekarang . Lebih baik mengkhususkan syarat sumber daya perangkat lunak dari awal. Dengan cara ini evaluasi teknis dari semua alternatif dapat dilakukan dan akuisisi secara berkala dapat terjadi.

Lingkungan
Lingkungan yang mendukung proyek perangkat lunak, yang disebut juga software engineering environment (SEE), menggabungkan perangkat lunak dan perangkat keras. Karena sebagian besar organisasi perangkat lunak memiliki konstituen ganda yang memerlukan akses ke SEE, maka perencana proyek harus menentukan jendela waktu yang dibutuhkan bagi perangkat keras dan perangkat lunak serta membuktikan bahwa sember-sumber daya tersebut dapat diperoleh.
Pada saat sebuah sistem berbasis komputer akan direkayasa, tim perangkat lunak mungkin membutuhkan akses ke elemen perangkat keras yang sedang dikembangkan oleh tim rekayasa yang lain.

5. Estimasi Proyek Perangkat Lunak
Estimasi biaya dan usaha perangkat lunak tidak akan pernah menjadi ilmu pasti. Variabel yang terlalu banyak, manusia, teknik, lingkungan, politik dapat mempengaruhi biaya dan usaha akhir yang diaplikasikan untuk mengembangkannya.
Ada sejumlah pilihan untuk mencapai estimasi biaya dan usaha yang dapat dipertanggungjawabkan :
-Menunda estimasi sampai akhir proyek (estimasi akurat 100% bila proyek sudah selesai)
-mendasarkan estimasi pada proyek-proyek yang mirip yang sudah dilakukan sebelumnya.
-menggunkana “teknik dekomposisi” yang relatif sederhana untuk melakukan estimasi biaya dan usaha proyek.
-menggunakan satu atau lebih model empiis bagi estimasi usaha dan biaya PL
Perkiraan Biaya
-Ruang Lingkup proyek harus didefinisikan secara eksplisit
-Tugas dan atau dekomposisi fungsional diperlukan
-Pengukuran historis sangat membantu
-Paling sedikit harus digunakan dua teknik berbeda
-Harus diingat bahwa ketidakpastian adalah hal yang tidak dapat dipidahkan (dari proyek PL).
Akurasi Estimasi perangkat lunak ditentukan oleh:
-Ukuran yang diperkirakan dari produk.
-Kemampuan untuk menterjemahkan ukuran ke satuan usaha, waktu dan anggaran.
-Kemampuan tim menyesuaikan dengan rencana proyek.
-Stabilitas kebutuhan dan lingkungan.

Secara ideal, teknik yang ditulis untuk masing-masing pilihan harus diaplikasi secara berpasangan, masing-masing digunakan sebagai cross check bagi yang lain. Pada estimasi proyek PL, teknik dekomposisi mengambil cara “membagi dan mengalahkan.”
Model estimasi empiris dapat digunakan untuk melengkapi teknik dekomposisi serta menawarkan pendekatan estimasi yang secara potensial berharga. Model berbasis pengalaman dan berbentuk :
D = f(vi)
Dimana d adalah satu dari sejumlah harga estimasi (contoh usaha, biaya, durasi proyek) dan vi adalah parameter independen yang dipilih (seperti LOC dan FP yang diestimasi). Peranti estimasi otomatis mengimplementasi satu atau lebih teknik dekomposisi atau model empiris.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. BELAJAR PEMOGRAMAN - All Rights Reserved
Proudly powered by Fasilkom Universitas Esa Unggul